PENGERTIAN
Lean canvas adalah sebuah tools pemodelan bisnis yang berguna dalam membantu pemilik atau manajer bisnis mengubah ide-ide menjadi poin-poin perencanaan bisnis. Hal ini memungkinkan setiap stakeholder dan karyawan perusahaan menyadari tujuan dan target sekaligus risiko dan ancaman dari setiap rencana.
Lean canvas menempatkan semua informasi yang di butuhkan untuk divisualisasikan dan dianalisis bersama dalam satu tampilan. Sehingga, tujuan sekaligus manfaat penyusunan lean canvas adalah untuk “menerjemahkan” pemikiran ide bisnis ke dalam bentuk kata-kata sederhana dan mudah di mengerti. Serta mengefisiensikan waktu, tenaga, biaya, dan proses kerja yang di butuhkan dalam perencanaan bisnis. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan para pemilik bisnis dapat menguji hipotesis mereka dengan lebih jelas dan cepat.
Perbedaan Lean Canvas dan Business Model Canvas
lean canvas berfokus pada hubungan antara pelanggan dengan masalah dan solusi. Sedangkan business model canvas berfokus pada perencanaan bisnis dari sudut pandang strategis.
Selain itu, dalam praktiknya, perbedaan di antara kedua tools tersebut terdapat pada empat elemen yang Maurya modifikasi dari BMC. Di antaranya adalah problem, solution, key metrics, dan unfair advantage. Keempat elemen tersebut menggantikan empat elemen BMC yaitu customer relationship, key partners, key activities, dan key resources.
Dengan keempat elemen baru tersebut, lean canvas menjadi tools yang lebih user-friendly atau tidak membutuhkan penjelasan rumit. Walaupun perubahan “kecil” ini akan mengubah seluruh pemahaman tentang model bisnis.
Elemen atau Komponen Lean Canvas Hampir sama seperti dalam pembuatan business model canvas, lean canvas terdiri dari sembilan elemen. Namun, kesembilan elemen tersebut memiliki istilah dan tujuan yang dimodifikasi yang mana mengurutkan proses bisnis (business process mapping), umumnya dimulai dari masalah pelanggan (customer pain point).
Fungsi Lean Canvas
Ada berbagai manfaat menggunakan model lean canvas untuk merencanakan ide bisnis, baik berdasarkan keunggulannya sendiri maupun jika dibandingkan dengan Model Bisnis Kanvas.
Pertama, Metode ini dirancang untuk semua pengusaha. Seperti versi lain dari Business Model Canvas yang telah diadaptasi untuk ceruk yang berbeda, ini telah dipetakan dengan mempertimbangkan wirausahawan. Contoh yang digunakan untuk Business Model Canvas saat dirilis adalah semua bisnis yang sudah ada dan sukses, sehingga sulit untuk diterapkan ke ide bisnis baru.
Dengan lean canvas, wirausahawan dapat fokus untuk mengidentifikasi masalah dan solusi. Ini dirancang untuk bekerja untuk pola pikir pemula dan membantu wirausahawan membangun ide mereka.
Menjadikan Unfair Advantage atau sebagai bagian dari kanvas memungkinkan wirausahawan memastikan mereka memiliki sesuatu yang akan membantu mereka menonjol.
Mereka tidak hanya akan memiliki proposisi nilai unik, tetapi mereka akan mengidentifikasi satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh merek lain dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan.
Lembar dan kotak terbatas dari Lean Canvas mudah dipahami, dan mendorong wirausahawan untuk berpikir dengan cermat.
Hanya ada begitu banyak ruang untuk digunakan, yang berarti sangat penting untuk meringkas poin-poin utama menjadi informasi yang paling penting.
Ini mengakui bahwa rencana bisnis adalah untuk pengusaha dan jarang ditampilkan kepada orang lain. Tidak perlu terlalu mendetail ketika intinya adalah membahas hal-hal utama yang penting saat membuat rencana bisnis.
Contoh dan Komoponen dalam Lean Canvas
1. Masalah (Problem)
Setiap segmen pelanggan (Costumer Segments / CS) yang ingin tangani akan memiliki serangkaian masalah yang perlu mereka pecahkan. Dalam kotak ini coba daftar satu hingga tiga masalah prioritas tinggi yang dimiliki segmen pelanggan. Tanpa masalah untuk dipecahkan, tidak memiliki produk / layanan untuk ditawarkan.
2. Segmen Pelanggan (Customer Segments)
Masalah dan Segmen Pelanggan dapat dilihat sebagai terhubung secara intrinsik – tanpa segmen pelanggan dalam pikiran tidak dapat memikirkan masalah mereka, dan sebaliknya.
3. Proposisi Nilai Unik (Unique Value Proposition)
Di tengah kanvas adalah UVP. Proposisi nilai adalah janji nilai yang akan disampaikan. Itu alasan utama prospek harus membeli dari konsumen.
4. Solusi (Solution)
Menemukan solusi untuk masalah ini adalah intinya! Anda tidak akan mendapatkan ini sejak awal, namun hal itu tidak apa apa.
Yang perlu Anda lakukan adalah Get Out The Building – ungkapan yang diciptakan oleh, Steve Blanks. Solusinya tidak ada di kantor Anda, melainkan di jalanan. Jadi, wawancarai segmen pelanggan Anda, ajukan pertanyaan kepada mereka, dan terimalah pembelajaran tersebut. Ingat, Lean Startup divalidasi pembelajaran melalui siklus Build – Measure – Learn yang berkelanjutan.
5. Saluran (Channels)
Saluran adalah cara Anda menjangkau segmen pelanggan Anda. Dan ingatlah bahwa pada tahap awal, penting untuk tidak memikirkan skala, tetapi fokus pada pembelajaran.
Dengan mengingat hal itu, coba pikirkan saluran mana yang akan memberi Anda akses yang cukup ke segmen pelanggan Anda sekaligus memberi Anda pembelajaran yang cukup.
Saluran dapat berupa email, sosial, iklan BPK, blog, artikel, pameran dagang, radio & TV, webinar dll. Dan BTW Anda tidak harus berada di semuanya, hanya di tempat segmen pelanggan Anda berada.
6. Arus Pendapatan (Revenue Streams)
Bagaimana Anda menentukan harga bisnis Anda akan bergantung pada jenis modelnya, namun, sangat umum bagi perusahaan rintisan untuk menurunkan biaya, bahkan menawarkannya secara gratis untuk mendapatkan daya tarik, namun, ini dapat menimbulkan beberapa masalah.
Kuncinya adalah itu sebenarnya menunda / menghindari validasi. Mendorong orang untuk mendaftar sesuatu secara gratis jauh berbeda dengan meminta mereka membayar. Ada juga gagasan tentang nilai yang dirasakan.
7. Struktur Biaya (Cost Structure)
Di sini Anda harus membuat daftar semua biaya operasional untuk membawa bisnis ini ke pasar. Berapa biaya untuk membangun / landing page? Berapa tingkat pembakaran Anda – total biaya operasional bulanan Anda? Berapa biaya untuk mewawancarai segmen pelanggan Anda? Berapa biaya makalah riset pasar? dll.
8. Metrik Utama (Key Metrics)
Setiap bisnis, apa pun industri atau ukurannya, akan memiliki beberapa metrik utama yang digunakan untuk memantau kinerja.
Cara terbaik untuk membantu hal ini adalah dengan memvisualisasikan bagian atas corong yang mengalir dari bagian atas terbuka yang besar, melalui beberapa tahapan ke ujung sempit.
9. Keuntungan Tidak Adil (Unfair Advantage)
Poin ini yang paling sulit untuk dijawab. Namun, cobalah untuk memikirkan hal ini karena memiliki keuntungan yang tidak adil dapat membantu ketika mencari mitra & investor.
Kesimpulan
Sebagai Pemilik bisnis, adalah tugas Anda untuk menuangkan ide dari kepala Anda ke atas kertas sehingga orang lain dapat melihat dan membantu membangun solusi masalah.
Rencana bisnis tradisional tidak relevan dalam tahap ideation, mereka memakan banyak waktu dan biasanya dibuat tanpa pembelajaran yang divalidasi. Rencana bisnis lebih cocok untuk setelah Anda menjalankan bisnis dan ingin meningkatkan skala.