My Blog List

Pages

Labels

Followers

Labels

Labels

Senin, 24 Oktober 2022

Lean Model Canvas




PENGERTIAN

Lean canvas adalah sebuah tools pemodelan bisnis yang berguna dalam membantu pemilik atau manajer bisnis mengubah ide-ide menjadi poin-poin perencanaan bisnis. Hal ini memungkinkan setiap stakeholder dan karyawan perusahaan menyadari tujuan dan target sekaligus risiko dan ancaman dari setiap rencana.

Lean canvas menempatkan semua informasi yang di butuhkan untuk divisualisasikan dan dianalisis bersama dalam satu tampilan. Sehingga, tujuan sekaligus manfaat penyusunan lean canvas adalah untuk “menerjemahkan” pemikiran ide bisnis ke dalam bentuk kata-kata sederhana dan mudah di mengerti. Serta mengefisiensikan waktu, tenaga, biaya, dan proses kerja yang di butuhkan dalam perencanaan bisnis. Dengan kata lain, metode ini memungkinkan para pemilik bisnis dapat menguji hipotesis mereka dengan lebih jelas dan cepat.

Perbedaan Lean Canvas dan Business Model Canvas 

 lean canvas berfokus pada hubungan antara pelanggan dengan masalah dan solusi. Sedangkan business model canvas berfokus pada perencanaan bisnis dari sudut pandang strategis. 

Selain itu, dalam praktiknya, perbedaan di antara kedua tools tersebut terdapat pada empat elemen yang Maurya modifikasi dari BMC. Di antaranya adalah problem, solution, key metrics, dan unfair advantage. Keempat elemen tersebut menggantikan empat elemen BMC yaitu customer relationship, key partners, key activities, dan key resources. 

Dengan keempat elemen baru tersebut, lean canvas menjadi tools yang lebih user-friendly atau tidak membutuhkan penjelasan rumit. Walaupun perubahan “kecil” ini akan mengubah seluruh pemahaman tentang model bisnis. 

Elemen atau Komponen Lean Canvas Hampir sama seperti dalam pembuatan business model canvas, lean canvas terdiri dari sembilan elemen. Namun, kesembilan elemen tersebut memiliki istilah dan tujuan yang dimodifikasi yang mana mengurutkan proses bisnis (business process mapping), umumnya dimulai dari masalah pelanggan (customer pain point).





Fungsi Lean Canvas


Ada berbagai manfaat menggunakan model lean canvas untuk merencanakan ide bisnis, baik berdasarkan keunggulannya sendiri maupun jika dibandingkan dengan Model Bisnis Kanvas.

Pertama, Metode ini dirancang untuk semua pengusaha. Seperti versi lain dari Business Model Canvas yang telah diadaptasi untuk ceruk yang berbeda, ini telah dipetakan dengan mempertimbangkan wirausahawan. Contoh yang digunakan untuk Business Model Canvas saat dirilis adalah semua bisnis yang sudah ada dan sukses, sehingga sulit untuk diterapkan ke ide bisnis baru.

Dengan lean canvas, wirausahawan dapat fokus untuk mengidentifikasi masalah dan solusi. Ini dirancang untuk bekerja untuk pola pikir pemula dan membantu wirausahawan membangun ide mereka.

Menjadikan Unfair Advantage atau sebagai bagian dari kanvas memungkinkan wirausahawan memastikan mereka memiliki sesuatu yang akan membantu mereka menonjol.

Mereka tidak hanya akan memiliki proposisi nilai unik, tetapi mereka akan mengidentifikasi satu hal yang tidak dapat dilakukan oleh merek lain dengan cara yang persis sama seperti yang mereka lakukan.

Lembar dan kotak terbatas dari Lean Canvas mudah dipahami, dan mendorong wirausahawan untuk berpikir dengan cermat.

Hanya ada begitu banyak ruang untuk digunakan, yang berarti sangat penting untuk meringkas poin-poin utama menjadi informasi yang paling penting.

Ini mengakui bahwa rencana bisnis adalah untuk pengusaha dan jarang ditampilkan kepada orang lain. Tidak perlu terlalu mendetail ketika intinya adalah membahas hal-hal utama yang penting saat membuat rencana bisnis.

Contoh dan Komoponen dalam Lean Canvas


lean canvas gambar


1. Masalah (Problem)

Setiap segmen pelanggan (Costumer Segments / CS) yang ingin tangani akan memiliki serangkaian masalah yang perlu mereka pecahkan. Dalam kotak ini coba daftar satu hingga tiga masalah prioritas tinggi yang dimiliki segmen pelanggan. Tanpa masalah untuk dipecahkan,  tidak memiliki produk / layanan untuk ditawarkan.

2. Segmen Pelanggan (Customer Segments)

Masalah dan Segmen Pelanggan dapat dilihat sebagai terhubung secara intrinsik – tanpa segmen pelanggan dalam pikiran tidak dapat memikirkan masalah mereka, dan sebaliknya.

3. Proposisi Nilai Unik (Unique Value Proposition)

Di tengah kanvas adalah UVP. Proposisi nilai adalah janji nilai yang akan disampaikan. Itu alasan utama prospek harus membeli dari konsumen.

4. Solusi (Solution)

Menemukan solusi untuk masalah ini adalah intinya! Anda tidak akan mendapatkan ini sejak awal, namun hal itu tidak apa apa.

Yang perlu Anda lakukan adalah Get Out The Building – ungkapan yang diciptakan oleh, Steve Blanks. Solusinya tidak ada di kantor Anda, melainkan di jalanan. Jadi, wawancarai segmen pelanggan Anda, ajukan pertanyaan kepada mereka, dan terimalah pembelajaran tersebut. Ingat, Lean Startup divalidasi pembelajaran melalui siklus Build – Measure – Learn yang berkelanjutan.

5. Saluran (Channels)

Saluran adalah cara Anda menjangkau segmen pelanggan Anda. Dan ingatlah bahwa pada tahap awal, penting untuk tidak memikirkan skala, tetapi fokus pada pembelajaran.

Dengan mengingat hal itu, coba pikirkan saluran mana yang akan memberi Anda akses yang cukup ke segmen pelanggan Anda sekaligus memberi Anda pembelajaran yang cukup.

Saluran dapat berupa email, sosial, iklan BPK, blog, artikel, pameran dagang, radio & TV, webinar dll. Dan BTW Anda tidak harus berada di semuanya, hanya di tempat segmen pelanggan Anda berada.

6. Arus Pendapatan (Revenue Streams)

Bagaimana Anda menentukan harga bisnis Anda akan bergantung pada jenis modelnya, namun, sangat umum bagi perusahaan rintisan untuk menurunkan biaya, bahkan menawarkannya secara gratis untuk mendapatkan daya tarik, namun, ini dapat menimbulkan beberapa masalah.

Kuncinya adalah itu sebenarnya menunda / menghindari validasi. Mendorong orang untuk mendaftar sesuatu secara gratis jauh berbeda dengan meminta mereka membayar. Ada juga gagasan tentang nilai yang dirasakan.

7. Struktur Biaya (Cost Structure)

Di sini Anda harus membuat daftar semua biaya operasional untuk membawa bisnis ini ke pasar. Berapa biaya untuk membangun / landing page? Berapa tingkat pembakaran Anda – total biaya operasional bulanan Anda? Berapa biaya untuk mewawancarai segmen pelanggan Anda? Berapa biaya makalah riset pasar? dll.

8. Metrik Utama (Key Metrics)

Setiap bisnis, apa pun industri atau ukurannya, akan memiliki beberapa metrik utama yang digunakan untuk memantau kinerja.

Cara terbaik untuk membantu hal ini adalah dengan memvisualisasikan bagian atas corong yang mengalir dari bagian atas terbuka yang besar, melalui beberapa tahapan ke ujung sempit.

9. Keuntungan Tidak Adil (Unfair Advantage)

Poin ini yang paling sulit untuk dijawab. Namun, cobalah untuk memikirkan hal ini karena memiliki keuntungan yang tidak adil dapat membantu ketika mencari mitra & investor.

Kesimpulan

Sebagai Pemilik bisnis, adalah tugas Anda untuk menuangkan ide dari kepala Anda ke atas kertas sehingga orang lain dapat melihat dan membantu membangun solusi masalah.

Rencana bisnis tradisional tidak relevan dalam tahap ideation, mereka memakan banyak waktu dan biasanya dibuat tanpa pembelajaran yang divalidasi. Rencana bisnis lebih cocok untuk setelah Anda menjalankan bisnis dan ingin meningkatkan skala.

Minggu, 16 Oktober 2022

Proporsi Nilai Pelanggan

pada artikel sebelumnya yang berjudul  STP : Segmentation Targeting Positioning 

selanjutnya yang di bahas adalah “Proporsi Nilai Pelanggan” atau Customer value proposition


Customer value proposition adalah salah satu elemen penting dalam bisnis yang tidak boleh terlewatkan. Value proposition adalah sebuah dorongan agar pelanggan memilih produk dan layanan kita daripada yang lain.



 

Pengertian Customer Value Proposition

Menurut Investopedia, value proposition atau proposisi nilai  adalah suatu nilai yang perusahaan janjikan untuk diberikan kepada pelanggan saat mereka membeli atau menggunakan produk dan layanan mereka.

Untuk mengoptimalkan konversi penjualan, perusahaan harus membuat value proposisi yang meyakinkan sekaligus bisa dipertanggungjawabkan agar calon pelanggan tidak ragu dalam menggunakan produknya.

Sedangkan menurut CFI, value proposition adalah cara ampuh untuk mendorong penjualan dan juga meningkatkan customer loyalty. Value proposition bukan sekedar tagline, meski keduanya sekilas mirip.

Sebaliknya, value proposition dibuat dengan pernyataan yang lebih singkat dan jelas mengenai manfaat yang pelanggan peroleh saat menggunakan produk. Sedangkan tagline memang idealnya dikemas semenarik mungkin dengan kalimat lugas agar mudah dikenal pelanggan.

Tagline jarang menyampaikan manfaat dari produk secara jelas. Sedangkan value proposition harus bisa menunjukkan manfaat agar pelanggan tertarik mencoba sebuah produk.

Itulah mengapa value proposition ini biasanya diletakkan di beranda website. Dengan begitu, saat pelanggan mengakses website Anda, mereka dapat dengan mudah menemukan dorongan untuk segera menyelesaikan transaksi di situs Anda.

Secara sederhana, proposisi nilai bisa merupakan harga yang murah, pengiriman tepat waktu, kualitas produk dan layanan, pembayaran fleksibel dan lain sebagainya.

Kriteria Umum dalam Value Proposisi

Sebelum membuat value proposition, penting untuk kita memahami apa saja kriteria umum atau unsur- unsur dalam value proposition ini

Buyer Persona

Buyer persona adalah representasi atau gambaran dari pelanggan rata- rata yang kita miliki, yang bisa kita peroleh dari riset yang mendalam. Dengan mengenali mereka, akan mudah untuk kita merumuskan customer value propositionCara membuat buyer persona

Pain

yaitu pengalaman negatif dan resiko yang calon pelanggan alami berkaitan dengan produk dan layanan serupa. Kita perlu mengenali bagaimana produk dan layanan yang kita berikan bisa mengurangi pain mereka.

Gains

adalah keuntungan yang pelanggan harapkan. Kira- kira apa saja yang bisa membuat pelanggan puas dengan produk dan layanan kita? Apakah ada hal- hal lain yang bisa meningkatkan value pelanggan?

Produk dan Layanan

Produk apa yang kita tawarkan pada calon pelanggan? Apakah produk tersebut adalah jawaban atas masalah yang calon pelanggan kita hadapi?

Selain itu, kita perlu mengenali juga fitur yang dimiliki oleh produk dan layanan kita, serta apa saja unique selling point (USP) yang dimiliki.

USP produk dan layanan harus dapat menciptakan gains dan mengurangi pains, serta menciptakan value untuk calon pelanggan. Jika tidak akan mudah untuk mereka berpindah ke merek yang lain.

Penetapan Harga

Strategi harga bisa mempengaruhi nilai penawaran Anda kepada pelanggan. Anda perlu memperhatikan apakah harga produk terlalu tinggi, atau bahkan terlalu rendah untuk segmen pasar yang kita bidik.

Value Map

Value adalah nilai dari produk yang kita tawarkan. Ini bisa mempunyai makna yang luas dalam pemasaran dan melibatkan banyak hal.

Misalnya saja, ada value tertentu yang membuat seorang wanita rela membelanjakan jutaan rupiah hanya untuk item fashion tertentu. Item fashion ini mungkin terlihat sama seperti merek lain dengan harga yang jauh di bawahnya

Cara Membuat Value Proposition

Nah, ini mungkin bagian yang paling Anda tunggu- tunggu. Mari kita simak bersama langkah- langkah dalam membuat value proposition ini :

1. Ketahui Visi dan Misi Perusahaan

Untuk membuat proposisi nilai yang efektif, Anda perlu mengidentifikasi visi dan misi perusahaan lebih dulu. Ketahui apa sebenarnya alasan dari berdirinya perusahaan, dan apa tujuan bisnis saat ini dan di masa depan.

Dengan mengenali visi dan misi, akan lebih mudah menciptakan customer value proposition (CVP) yang kuat, sesuai dengan identitas perusahaan.

2. Analisa Target Market

Value proposisi tidak bisa kita buat tanpa mengenali target market atau segmen bisnis kita. Jadi langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menganalisa target audiens kita lebih dulu, baru beranjak ke langkah selanjutnya.

3. Need & Want untuk Pain Reliever

Menggali need & want berkaitan erat dengan pain relievers. Pain relievers adalah tentang bagaimana produk dan layanan yang kita tawarkan bisa menyelesaikan pengalaman negatif atau resiko yang pernah dialami oleh pelanggan.

Need & want bisa dikombinasikan untuk mengobati pengalaman negatif pelanggan tersebut.

4. Benefit Produk dan Layanan (Gain Creators)

Fitur penting, tapi jangan sampai lupa untuk menonjolkan keunggulan dan manfaat produk. Produk yang mempunyai banyak manfaat dapat bernilai lebih tinggi, begitu juga sebaliknya.

5 Apa yang Membuat Anda Berbeda dari Pesaing

Kita tidak pernah sendiri dalam persaingan. Bahkan, kita akan menemukan banyak pesaing dengan target dan segmen yang sama persis.

Saat pelanggan menemukan produk kita, bersamaan dengan itu mereka juga mendapatkan banyak opsi lain dari pesaing. Tentu kita harus membuat diri kita tampak berbeda dan lebih baik di mata calon pelanggan. 

6. Layanan Purna Jual

Bukan hanya menjual produk, tapi Anda perlu menerapkan layanan purna jual (after sales) yang baik untuk pelanggan. Pelanggan yang sudah membeli adalah aset. Jangan biarkan mereka pergi dengan mudah setelah Anda bersusah payah mengakuisisi mereka.

Untuk mempermudah membuat value proposition ini, Anda bisa menggunakan metode canvas seperti contoh berikut ini :

Canvas Customer Value Proposition

Kesimpulan

Value proposition adalah bagian penting dari bisnis. Dengan ‘menjual value’ kepada pelanggan, akan lebih mudah mendorong mereka yang sudah melihat produk kita untuk memantapkan diri dalam membuat keputusan pembelian.


Senin, 10 Oktober 2022

STP : Segmentation Targeting Positioning

 

Mengenal STP Marketing

STP adalah segmenting, targeting, dan positioning, suatu strategi pemasaran untuk menentukan bagaimana pengoperasian sebuah bisnis. Seperti penamaannya, ada tiga langkah dasar yang perlu Anda lakukan saat menggunakan strategi ini: mengidentifikasi segmen, menganalisis target pasar, dan mencari posisi tepat untuk menjalankan arah pemasaran bisnis.

Mari simak satu per satu pembahasan ketiga komponen pemasaran ini.

Segmenting



Segmentasi pasar mengacu pada rangkaian tindakan mengklasifikasikan pasar ke dalam kelompok sesuai kategori. Proses membagi pasar menjadi bagian lebih kecil biasanya mengikuti karakteristik dengan nilai tertentu. Dengan begitu, aktivitas pemasaran dapat berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil maksimal, baik untuk produsen maupun konsumen.

Perlu Anda perhatikan, segmentasi pasar mempunyai beberapa variabel penting. Sebut saja, aspek psikografis dan demografis, hingga perilaku konsumen. Anda harus memperhitungkan siapa segmen pasar dengan membaginya dalam kelompok umur, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, atau ras. 

Sementara, aspek psikografis membantu Anda mengelompokkan pasar sesuai kelas sosial, kepribadian, hingga gaya hidup. Kemudian, aspek perilaku memberikan gambaran bagaimana tingkah laku konsumen, cara pemakaian produk, serta loyalitas terhadap suatu brand. Langkah ini membantu Anda mengenali pasar yang masuk kategori user dan non user untuk produk Anda.

Targeting

Komponen kedua STP adalah targeting, yaitu bagaimana Anda menetapkan target pasar yang hendak disasar. Pada tahap ini Anda akan menilai minat dan ketertarikan berbagai segmen pasar untuk kemudian menentukan segmen pasar yang ditargetkan. Dalam melakukan targeting, Anda bisa mencoba empat strategi, yaitu:

Undifferentiated targeting strategy

Perusahaan hanya bisa mengoptimalkan produksi, distribusi, dan periklanan untuk membangun citra positif di mata konsumen karena produk yang ditawarkan bermain di pasar besar dengan kebutuhan serupa.  

Differentiated targeting strategy

Perusahaan memproduksi aneka produk dengan kekhasan masing-masing serta menawarkan beberapa jenis produk tersebut mengikuti permintaan pasar.

Concentrated targeting strategy

Perusahaan cukup fokus pada suatu produk tertentu guna mengisi satu segmen yang dipandang memiliki peluang pasar paling tinggi.

Custom targeting strategy

Strategi ini mengandalkan pendekatan konsumen yang bersifat individual.

Positioning

Komponen ketiga STP adalah positioning atau tindakan menempatkan posisi produk dalam kompetisi bisnis. Pengembangan strategi ini penting karena berpengaruh pada bagaimana penilaian segmen pasar tertentu terhadap sebuah produk atau jasa. Dalam positioning Anda perlu menekankan perbedaan produk tersebut dibandingkan kompetitornya.

Anda dapat melakukan beberapa positioning berdasarkan faktor berikut:

  • Diferensiasi produk
  • Pengguna
  • Pemakaian
  • Atribut atau keuntungan 
  • Pesaing
  • Masalah
  • Asosiasi
  • Kategori.

Contoh Penerapan STP dalam Bisnis





Membaca teori STP saja belum tentu mudah dipahami sehingga Anda perlu mempelajari contoh penerapannya dalam bisnis. Anda bisa mengamati berbagai brand ternama yang sukses melakukan strategi pemasaran ini. Salah satunya brand kedai kopi Janji Jiwa.

Bagi Janji Jiwa, STP adalah strategi yang dipakai untuk membedakan bisnis mereka dari jaringan kedai kopi lokal di skala nasional. Janji Jiwa menyasar penikmat kopi dari kelas menengah dengan mengusung nuansa lokal dalam setiap menu yang ditawarkan. Penamaan menu yang ‘sangat lokal’ juga jadi daya tarik sehingga orang bisa menyebut pesanannya dengan mudah.

Melihat antusiasme pasar, Janji Jiwa menyediakan menu roti panggang atau toast yang cocok dijadikan sebagai teman minum kopi. Bahkan, terdapat menu bundle atau paket roti dan es kopi yang cocok dijadikan teman saat bekerja. Tak heran jika Janji Jiwa populer di kalangan remaja hingga dewasa muda. 

Janji Jiwa pun beberapa kali melakukan kolaborasi dengan brand terkenal melalui menu musiman atau seasonal. Sebut saja, kolaborasi Janji Jiwa dan Teh Sosro serta Janji Jiwa dan Oatside yang mampu menciptakan minuman kekinian nan dengan cita rasa unik. Jangan lupa bagaimana nikmatnya kepingan Chitato yang menyatu dengan roti panggang Janji Jiwa, memberi sensasi kriuk dalam satu gigitan.

Menyasar konsumen kelas ekonomi menengah, target Janji Jiwa adalah remaja hingga dewasa muda yang hobi nongkrong. Unique Selling Point (USP) mereka ada pada penamaan menu dengan nama lokal, menu roti panggang, dan kolaborasi apik dengan berbagai brand ternama. 

Minggu, 02 Oktober 2022

Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan strategi dasar yang membantu mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi kesuksesan bisnis, proyek, maupun manajemen perusahaan. 

SWOT sendiri adalah singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang/kesempatan), threat (ancaman).

Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk menilai masalah dan memanfaatkan situasi yang ada sebaik mungkin yang melekat pada bisnis kamu. Terlebih lagi, analisis SWOT berguna banget untuk menemukan berbagai hal yang harus ditingkatkan, dipertahankan, dan dihindari dengan mempertimbangkan kinerja, persaingan, risiko, potensial, dan strategi.

 

Cara Melakukan Analisis SWOT dengan Benar

Seperti yang kami bahas diatas, Anda harus mengumpulkan tim untuk melakukan analisa SWOT. Anda tidak perlu melakukan analisa sepanjang hari, satu atau dua jam sudah cukup.

Kumpulkan orang-orang dari berbagai bagian perusahaan Anda dan pastikan Anda memiliki perwakilan dari setiap bagian. Anda akan menemukan bahwa berbagai kelompok dalam perusahaan Anda  memiliki perspektif yang sama sekali berbed. Dan point ini sangat penting untuk membuat analisis SWOT Anda berhasil.

Melakukan analisis SWOT mirip dengan pertemuan mendengerkan pendapat, untuk mengetahui cara yang benar dan salah dalam menjalankan suatu hal. Disarankan untuk memminta setiap orang mencatat dan minta setiap orang diam-diam menghasilkan ide untuk memulai sesuatu. Hal ini untuk mencegah groupthink dan memastikan bahwa semua suara didengar.

Setelah melakukan brainstorming selama lima hingga 10 menit, letakkan semua catatan dan tempel di dinding jangan lupa untuk mengelompokkan ide-ide serupa. Izinkan siapa pun menambahkan catatan tambahan pada titik ini jika ide orang lain memicu pemikiran baru.

Setelah semua ide diorganisasikan, sekarang saatnya untuk menentukan peringkat ide. gunakan sistem pemungutan suara di mana setiap orang mendapat lima atau sepuluh “suara” yang dapat mereka bagikan dengan cara apa pun yang mereka suka. Membuat catatan dalam berbagai warna berguna untuk latihan ini.

Berdasarkan latihan pemungutan suara, Anda harus memiliki daftar gagasan yang dapat diprioritaskan. Tentu saja, daftar itu sebagai bahan untuk diskusi dan debat, dan seseorang di ruangan itu harus dapat membuat keputusan terakhir pada prioritas. Ini biasanya CEO, tetapi bisa didelegasikan kepada orang lain yang bertanggung jawab atas strategi bisnis.

Kelebihan (Strength)

Kelebihan atau Strength adalah poin internal dan positif dari perusahaan Anda. Ini adalah hal-hal yang berada dalam kendali Anda. Contohnya adalah

  • Proses bisnis apa yang berhasil?
  • Aset apa yang Anda miliki di tim Anda, seperti pengetahuan, pendidikan, jaringan, keterampilan, dan reputasi?
  • Aset fisik apa yang Anda miliki, seperti pelanggan, peralatan, teknologi, pendanaan, dan paten produk?
    Apa keunggulan kompetitif yang Anda miliki dibandingkan pesaing Anda?

Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan adalah faktor negatif yang mengurangi kekuatan Anda. Ini adalah hal-hal yang Anda mungkin perlu tingkatkan agar menjadi lebnih kompetitif.

  • Adakah hal-hal yang Anda perlukan untuk membuat bisnis menjadi lebih kompetitif?
  • Proses bisnis apa yang perlu diperbaiki?
  • Apakah ada aset berwujud yang dibutuhkan perusahaan Anda, seperti pendanaan atau peralatan?
  • Apakah ada celah di tim Anda?
  • Apakah jabatan Anda ideal untuk menunjang kesuksesan Anda?

Peluang (Opportunities)

Peluang adalah faktor eksternal dalam lingkungan bisnis Anda yang cenderung berkontribusi pada kesuksesan bisnis.

  • Apakah market bisnis Anda berkembang dan apakah ada tren yang akan mendorong orang untuk membeli lebih banyak dari apa yang Anda jual?
  • Adakah acara atau event yang dapat dimanfaatkan perusahaan Anda dalam menumbuhkan pengembangan bisnis?
  • Apakah ada perubahan peraturan yang akan mempengaruhi perusahaan Anda secara positif?
  • Jika bisnis Anda terus erkembang, apakah itu berarti pelanggan membutuhkan produk Anda?

Ancaman (Threats)

Ancaman adalah faktor eksternal yang tidak dapat Anda kendalikan. Anda tetap harus mempertimbangkan hal ini untuk menempatkan rencana darurat dalam menangani masalah yang terjadi.

  • Apakah Anda memiliki pesaing potensial yang dapat memasuki pasar Anda?
  • Apakah pemasok akan selalu dapat memasok bahan baku yang Anda butuhkan dengan harga yang cocok
  • Bisakah perkembangan di masa depan dalam teknologi mengubah cara Anda melakukan bisnis?
  • Apakah perilaku konsumen berubah dengan cara yang dapat berdampak negatif bagi bisnis Anda?
  • Adakah tren pasar yang bisa menjadi ancaman?

Kesimpulan

Analisis SWOT merupakan strategi dalam bisnis dengan mengumpulkan banyak informasi untuk mengetahui dan mengevaluasi apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan, dan dihilangkan dalam bisnis kamu. Analisis SWOT mencakup elemen strength (keunggulan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), dan threat (ancaman) yang hukumnya wajib dilakukan agar bisnis kamu bisa bertahan dengan baik.

 

Blogger news

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.